MADRAS

Montgomery and Asberg Depression Rating Scale (MADRAS) adalah kuisioner yang terdiri dari 10 aitem pertanyaan untuk melakukan evaluasi derajat gejala depresi pada pasien dengan gangguan mood.

madras

Kuisioner ini dibuat pada tahun 1979 oleh peneliti dari Inggris dan Swedia (Stuart Montgomery dan Marie Asberg) sebagai tambahan dari HDRS yang lebih sensitif setelah pemberian obat antidepresan. Kuisioner ini mencakup pertanyaan 10 gejala:

  • Kesedihan yang terlihat pada klien
  • Laporan sedih yang dikatakan klien
  • Ketegangan di dalam tubuh klien
  • Gangguan Tidur
  • Gangguan Nafsu Makan
  • Kesulitan Konsentrasi
  • Perasaan Lesu
  • Ketidakmampuan untuk merasakan
  • Pikiran Pesimis
  • Pikiran Bunuh diri

Setiap aitem pertanyaan dinilai dengan skor 0-6, dengan total skor mencapai 0-60. Semakin tinggi skor MADRAS maka diartikan semakin tinggi gejala depresi yang ada.

Referensi:

Data Peserta

Tanggal 14-Feb-2025
Nama
Umur tahun
Jenis Kelamin Laki-laki | Perempuan

Pertanyaan:

1. Kesedihan Nyata

Menunjukkan keputus asaan, murung, semangat menurun yang tercermin dari ucapan, ekspresi wajah. Tingkat kemampuan mendalam untuk merasa bahagia.

  • Tidak ada kesedihan.
  • .
  • Tampak tidak semangat tetapi tanpa kesulitan 'mencerahan'.
  • .
  • Sering muncul lebih banyak sedih dan tidak bahagia.
  • .
  • Terlihat sedih sepanjang waktu. Sangat sedih.

2. Kesedihan yang dilaporkan

Menunjukkan uangkapan rasa sedih/depresi dari klien tercermin dalam penampilan atau tidak. Termasuk rendah semangat, putus asa, perasaan hampa tanpa harapan. Tingkatan sesuai intensitas dan durasinya, sejauh mana mood dipengaruhi peristiwa.

  • Kesedihan sesekali sesuai keadaan.
  • .
  • Kesedihan tetapi tanpa kesulitan merasa bahagia.
  • .
  • Perasaan sedih dan mood yang murung masih dipengaruhi oleh keadaan eksternal.
  • .
  • Kesedihan terus menerus/kontinu tanpa variasi, ketidak pedulian, kesengsaraan atau putus asa.

3. Ketegangan di Dalam

Menunjukkan perasaan tidak nyaman yang jelas, panik, ketakutan, kesedihan. Tingkatan sesuai dengan intensitas frekuensi, durasi dan keyakinan.

  • Hanya mencerminkan ketegangan bathin.
  • .
  • Sesekali perasaan dan ketidaknyamanan yang jelas.
  • .
  • Perasaan ketegangan bathin terus menerus atau panik sesekali dimana pasien hanya dapat menguasai beberapa kesulitan.
  • .
  • Tak henti-henti panik atau ketakutan luar biasa.

4. Tidur Berkurang

Menunjukkan pengalaman kurangnya durasi atau kedalaman tidur dibanding dengan pola normal ketika baik.

  • Tidur seperti biasa.
  • .
  • Sedikit kesulitan tidur atau sedikit berkurang tidur atau gelisah (masih ringan).
  • .
  • Tidur berkurang setidaknya dua jam.
  • .
  • Berkurang tidur lebih dari dua atau tiga jam.

5. Nafsu Makan Berkurang

Menunjukkan perasaan kehilangan nafsu makan dibandingkan ketika kondisi baik. Hilangnya keinginan atau kebutuhan untuk makan.

  • Normal atau nafsu makan meningkat.
  • .
  • Sedikit berkurang nafsu makan.
  • .
  • Tidak nafsu makan. Makan terasa Hambar.
  • .
  • Makan harus disuru-suruh (tidak ada nafsu makan).

6. Kesulitan Konsentrasi

Menunjukkan kesulitan dalam konsentrasi. Tingkatan sesuai dengan intensitas, frekuensi dan derajat ketidakmampuan yang dihasilkan.

  • Tidak ada kesulitan konsentrasi.
  • .
  • Kadang-kadang kesulitan dalam memfokuskan pikiran.
  • .
  • Kesulitan konsentrasi dan mempertahankan pikiran dalam membaca atau berkomunikasi.
  • .
  • Tidak mampu membaca atau berbicara, tanpa inisiatif yang besar

7. Kelesuan/ Tidak bergairah bekerja.

Menunjukkan kesulitan memulai atau kelambatan memulai dan melakukan pekerjaan/kegiatan sehari-hari.

  • Merasa berat mengawali pekerjaan tetapi tidak merasa lesu.
  • .
  • Kesulitan mengawali pekerjaan.
  • .
  • Kesulitan dalam mengawali pekerjaan rutin walaupun sudah berusaha.
  • .
  • Sangat lesu/ tidak bergairah. Tidak sanggup melakukan sesuatu tanpa bantuan.

8. Berkurangnya Minat

Menunjukkan berkurangnya secara subyektif minat pada lingkungan dan aktifitas yang menyenangkan. Berkurangnya kemampuan untuk bereaksi secara emosional kepada orang lain.

  • Minat yang normal pada lingkungan dan orang lain.
  • .
  • Berkurangnya minat dan kesenangan terhadap hal-hal yang biasanya disukai.
  • .
  • Hilangnya minat pada lingkungan. Hilangnya minat berteman dan berkenalan.
  • .
  • Kelumpuhan/kegagalan emosional untuk merasakan sedih, marah atau senang, bahkan tidak berminat kepada kerabat dekat atau teman-teman.

9. Pikiran yang Pesimis

Menunjukkan perasaan bersalah, rendah diri, mencela diri, berdosa dan kehancuran.

  • Tidak ada pikiran pesimis.
  • .
  • Ide yang berfluktuasi, kegagalan, mencela diri sendiri atau depresi.
  • .
  • Menetapnya dari tuduhan namun pasti masih rasional, ide bersalah atau dosa. Semakin pesimis tentang masa depan.
  • .
  • Waham kehancuran, penyesalan, atau dosa, tuduhan yang konyol dan tidak tergoyahkan.

10. Pikiran Bunuh Diri

Menunjukkan bahwa hidup tidak berharga, akan datangnya kematian, pikiran bunuh diri, persiapan bunuh diri, percobaan bunuh diri (tidak termasuk dalam penilaian).

  • Hidup senang dan ada harapan yang akan datang.
  • .
  • Merasa lelah Hidup. Terlintas pikiran bunuh diri.
  • .
  • Merasa lebih baik mati. Sering berpikir bunuh diri. Bunuh diri dianggap solusi baik, namun tanpa rencana yang spesifik.
  • .
  • Rencana untuk bunuh diri jika ada kesempatan. Aktif menyiapkan rencana bunuh diri.
Disclaimer

Psikotes ini adalah bukan milik atau buatan penulis sendiri, namun berdasarkan referensi yang biasa digunakan di praktek klinis dan sudah divalidasi. Hasil tes ini sangat bersifat obyektif, untuk diagnosis diperlukan langsung dengan psikiater.